Kutu kucing atau
biasa orang sebut dengan tungau (sebenarnya tungau lebih tepat masuk
keluarga laba-laba daripada keluarga kutu) adalah salah satu penyakit
yang menyerang kucing yang cukup merepotkan. Perkembangbiakannya
tergolong cukup cepat dan menyiksa bagi si kucing.
Kutu kucing dapat
menyebabkan bulu rontok, penyakit kulit pada kucing, dan juga beberapa
penyakit lain.
Ctenocephalides
felis adalah jenis serangga kecil yang hidup di tubuh kucing dan
mengisap darahnya untuk bertahan hidup. Kutu pada kucing memiliki siklus
hidup yang melibatkan metamorfosis dari telur hingga menjadi kutu
dewasa. Seekor kutu betina bisa menghasilkan telur sebanyak 30 – 50
butir dalam sehari. Kutu betina meletakkan telurnya di bagian tubuh
kucing yang tersembunyi, lalu membuang kotoran di dekatnya.
Kotoran tersebut berupa darah kucing yang telah ia cerna, yang bermanfaat sebagai makanan bagi telur-telur saat menetas menjadi larva.
Telur kutu dapat terlihat seperti ketombe di bulu-bulu kucing.
Telur-telur tersebut mudah lepas dan berceceran ke lantai, karpet,
funitur; bahkan bisa tidak sengaja terhirup atau termakan oleh manusia.
Berbagai Cara Memberantas Kutu Kucing
Setelah
memahami karakteristik dan bahaya kutu kucing, kini saatnya Anda
mengetahui cara-cara pemberantasannya. Ada berbagai cara membasmi kutu
pada kucing kesayangan Anda, yaitu sebagai berikut.
1. Sampo antikutu
Mandikan kucing Anda secara teratur dengan menggunakan sampo antikutu. Gunakan air
yang agak panas (tidak terlalu hangat) agar kutu-kutu panik dan keluar
dari tubuh kucing. Pastikan Anda memandikan kucing Anda dengan bersih,
menggosok seluruh tubuhnya dengan sampo antikutu (kecuali wajah dan
telinganya), dan membilasnya hingga bersih. Ulangi proses pemberian
sampo sebanyak dua kali untuk hasil yang maksimal.
Dalam
memilih sampo antikutu yang tepat, konsultasikan pada dokter atau
penjaga petshop karena beberapa merek sampo antikutu lebih ampuh
dibanding yang lainnya. Saat memandikan, hindari kontak langsung dengan
sampo tersebut karena zat kimia dalam sampo antikutu bisa menimbulkan
reaksi alergi pada manusia, seperti gatal-gatal dan perih.
Oleh
karena itu, gunakan sarung tangan karet saat memandikan kucing. Setelah
selesai mandi, keringkan kucing hingga benar-benar kering lalu
lakukanlah “perburuan” terhadap kutu-kutu yang belum mati tetapi sudah
“teler” akibat serangan sampo anti-kutu.
Setidaknya,
mandikan kucing Anda dengan sampo antikutu setiap 1 atau 2 minggu
sekali. Akan tetapi, jika kucing Anda baru berusia 0 - 2 bulan, jangan
coba-coba memandikannya jika Anda tidak ingin ia mati karena hipotermia
dan stres.
2. Obat tetes atau spray anti-kutu
Selain
memandikan dengan sampo antikutu, Anda bisa meneteskan obat tetes pada
kucing Anda setiap 2 - 3 kali dalam setahun. Banyak petshop yang menjual
obat tetes antikutu, seperti obat tetes merek “Accurate” dan
“Frontline”.
Daripada
mencoba-coba meneteskannya sendiri, lebih baik minta bantuan dokter
hewan agar kucing tidak meronta saat ditetesi obat (kucing yang
meronta-ronta bisa menyebabkan tetesan obat jatuh ke lubang telinga,
mata, atau mulut kucing).
Dokter
hewan biasanya meneteskan obat tetes ini di bagian belakang telinga
kucing, karena area tersebut merupakan tempat sempurna bagi kutu untuk
berkembang biak, mengingat kucing tidak bisa menjilati area tersebut.
Setelah
diberi tetes kutu, Anda bisa melihat seberapa banyak kutu di tubuh
kucing Anda dengan menyaksikannya menggeliat-geliat gatal. Kutu-kutu
kucing bereaksi panik pada cairan tetes, sehingga menyebabkan rasa gatal
pada kucing. Pembasmian kutu dengan cara pemberian obat tetes ini tidak
bisa dilakukan pada anak kucing yang usianya kurang dari 2 bulan.
3. Suntikan ivermectin
Banyak
pemilik kucing yang salah memahami fungsi penyuntikan ivermectin.
Suntikan ini bukannya berfungsi untuk membasmi jamur pada kucing,
melainkan untuk membasmi cacing dan parasit luar seperti kutu.
Jika
memilih metode pembasmian kutu kucing dengan menyuntikkan ivermectin,
Anda harus pastikan dokternya berhati-hati saat menyuntik agar kucing
Anda tidak terkena zat racun yang terdapat pada ivermectin. Suntikan
ivermectin dapat diberikan secara berkala, sebanyak 2 - 4 kali dalam
setahun.
4. Minyak tawon atau minyak telon
Jika
Anda ingin memilih metode pembasmian kutu yang lebih alami, Anda bisa
coba mengoleskan minyak tawon atau minyak telon. Sejak zaman dahulu,
kedua jenis minyak ini sering digunakan sebagai pengusir hama. Cara
membasmi kutu dengan minyak tawon atau minyak telon adalah dengan
mengoleskan minyak tersebut ke sekujur tubuh kucing setiap 2 hari sekali
dalam 1 minggu, kemudian selanjutnya cukup sekali dalam 1 bulan.
Kekurangan
dari minyak tawon dan minyak telon adalah aromanya yang tidak disukai
kucing, sehingga mengolesi tubuh kucing dengan minyak tersebut
memerlukan perjuangan. Selain itu, minyak tawon atau minyak telon tidak
membunuh kutu, melainkan sekadar mengusirnya. Bukan tidak mungkin
kutu-kutu tersebut terpencar di seluruh rumah dan kembali lagi hidup di
tubuh kucing Anda.
Kelebihan
dari metode ini adalah tidak adanya racun yang digunakan. Minyak tawon
dan minyak telon terbuat dari zat-zat alami yang relatif tidak
membahayakan jika terjilat, tidak seperti obat-obatan kimia yang bisa
menyebabkan reaksi alergi pada kucing Anda.
Itulah artikel
informasi kucing peliharaan dalam hal 4 metode pembasmian kutu
kucing.jika Anda tidak yakin akan metode pembasmian kutu yang tepat
untuk kucing Anda, konsultasikanlah dengan dokter hewan.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Cara membasmi kutu pada kucing. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://infoduniakucing.blogspot.com/2014/03/cara-merawat-home-bayi-kesehatan-gigi.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Raja Online -